Rabu, 22 Mei 2013

Spoiler Naruto Chapter 630



Naruto Chapter 630: Yang Mengisi Sebuah Lubang 


"Aku tak memiliki apapun di sini selain rasa sakit." ucap Obito sambil memperlihatkan lubang di dada kirinya. "Apa maksudnya? Itulah kenapa aku kesal dengan semuanya dan akhirnya mengacau. Tidakkah kau juga sudah menderita cukup lama? Di depan makam Rin... di depan makamku..."
Kakashi hanya bisa terdiam, dan mengingat sosok mantan sahabat kecilnya itu. "Kakashi... tak apa." ucap Obito lagi. "Kau tak perlu menderita lagi." lanjutnya.
Tiba-tiba muncul sosok Rin dan Obito di sebelah kanan dan kiri Kakashi. Obito menggunakan genjutsunya untuk memunculkan dua sosok kenangan tersebut. "Rin ada di sini. Aku menyukaimu, Kakashi." kata Rin Genjutsu. "Aku akan menjadi Hokage!" kata Obito Genjutsu.
"Lihatlah apa yang kau harapkan. Di dunia ilusi ini, kau bisa memiliki apapun. Lubang di hatimu, juga dapat segera diisi..."
Batsss!!! Kakashi menebas dua sosok bayangan yang hanya ilusi tersebut dengan Raikiri miliknya. "Rin sudah mati, dan kau masih hidup!" ucap Kakashi.
"Apa kau benar-benar berpikir... apa kau benar-benar berpikir kalau ini bisa mengisi lubang yang ada di hati semua orang? Jangan menghapus ingatanmu terhadap Rin!! Dia mencoba untuk melindungi desa dengan mengorbankan nyawanya!! Sebanyak apapun kau menciptakan khayalan, itu tak akan mampu mengisi lubang di hatimu!!"
## Scene berpindah ke Medan Pertempuran, dimana Naruto dkk menghadapi Madara & Juubi. ##
"Groooarrrrr!!!!!!!!!" Juubi yang tubuhnya mulai berisi membuka mulutnya lebar-lebar, benar-benar lebar, saking lebarnya sampai menyentuh perut. Kemudian dari mulut lebarnya tersebut, muncul sesuatu berbentuk kelopak bunga raksasa, yang mirip dengan bunga Rafflesia Arnoldi.
"Dia berubah bentuk lagi!!" ucap Omoi. Bee terdiam melihatnya, sementara, Hachibi yang lebih tahu memberi penjelasan. "Tidak, setelah ini dia akan berubah menjadi bentuk aslinya... Dia akan melakukan serangan. Tinggal selangkah lagi sebelum perubahan sempurnanya. Naruto sedang memulihkan diri, sementara Kyuubi sedang menciptakan chakra. Sekarang giliran kita, Bee!" ucap Hachibi.
"Tepat sekali!! Sekarang kitalah yang memimpin orang-orang!!" ucap Bee penuh semangat, namun kali ini tanpa irama Rap-nya. "Dengarkan aku, Bee. Kalau kita membiarkan dia sampai ke Mode Sempurnanya, maka kita akan berakhir."
Whusssss!!!!! Dari ujung kelopak bunga tersebut, Juubi membentuk suatu Bijuudama raksasa, Bijuudama Super Besar.
"Juubi tak segan-segan lagi, mungkin dia melihat Bijuu di dalam Naruto dan kemudian menjadi tak sabar." pikir Madara yang berdiri di atas sebuah batu. "Huh, menyebalkan, padahal aku baru saja akan bersenang-senang." ucapnya.
"Semakin besar..." ucap Shikamaru. "A-apakah dia akan mengincar Naruto!?" tanya Chouji.
"Apa yang akan kita lakukan untuk melawannya jika tanpa Chakra Naruto!?" ucap Shinobi lain.
"Kita tak boleh ragu-ragu lagi setelah apa yang terjadi sejauh ini!!" teriak Sakura. "Naruto telah melakukan sebisanya!! Aku bisa tahu itu dari kata-katanya!!" Sakura teringat kata-kata Naruto waktu itu: "...Aku akan menderita jika tidak ada teman-temanku..."
"Yeah!! Dia telah melakukan yang terbaik demi melindungi Shinobi biasa seperti kita!!" ucap seorang Shinobi. "Bukan itu yang kumaksud!!" ucap Sakura. "Dia... telah menyadarkan kita kalau semua yang ada disini adalah temannya!!"
"Aku akan menyembuhkan Naruto secepatnya!!" ucap Sakura. "Semuanya juga harus melakukan sebisanya!! Kalaupun kita mati, lebih baik mati karena bertarung daripada mati karena tak melakukan apapun!!"
"Heh..." Shikamaru tersenyum, dan semangatanya kembali. "Ino, aku ingin kau menghubungkanku pada seseorang." pintanya pada Ino. "Apa kau punya suatu rencana?". "Kau hebat, Shikamaru!!" ucap Chouji.
Setelahnya, dengan bantuan Ino, Shikamaru berkomunikasi dengan Kitsuchi. "!!" Kitsuchi sadar. "Kau.. anaknya Shikaku, kan?"
"Kitsuchi-san, dengarkan aku." pinta Shikamaru. "Ajari aku teknik elemen tanah sederhana seperti jutsu dinding penahan, sesuatu yang Shinobi dari desa selain Iwagakure bisa melakukannya juga."
"Jutsu dinding penahan yang bisa dipelajari semua orang, tak akan bagus, dan yang lebih penting lagi..."
"Tidak, yang penting semuanya bisa melakukannya." ucap Shikamaru. "Kita harus melawan kualitas dengan kuantitas."
"Tapi, dindingnya pasti akan mudah dihancurkan..."
"Meskipun hancur, kalau kita terus membangun yang baru, akan jadi semacam penahan. Daripada menahannya dengan dinding yang kuat, lebih baik kita memperlambatnya dengan dinding lemah tapi banyak. Tentu saja, akan lebih baik lagi kalau Shinobi-Shinobi dari Iwagakure bisa membangun dinding-dinding yang kuat." ucap Shikamaru.
"Begitu yaa... Boleh dicoba, aku akan mengajarimu segelnya." ucap Kitsuchi.
"Dan juga, Bee-san!" Shikamaru menghubungi Bee. "Sementara itu, cobalah untuk membelokkan serangan itu sebisa mungkin dengan melempar Bijuudama kearahnya."
Bee mengerti, dan Shikamaru kembali meminta pada Ino, "Ino, sekarang aku ingin kau menghubungkanku pada semua Shinobi yang ada di medan perang. Apa kau bisa melakukannya?"
"Akan kucoba!!" Ino sangat bersemangat dan kemudian membantu Shikamaru untuk menghubungkan diri. Orang-orang menggunakan segel tangan untuk menggunakan jutsu dinding tanah, dan akhirnya...
Whussss!!! Juubi menembakkan Bijuudama raksasanya. Dan haaapp!!! Dinding-dinding tanah dalam jumlah yang sangat banyak muncul untuk menghalanginya.
## Scene berpindah ke kembali ke dimensi lain, dimana Obito masih beradu argumen dengan Kakashi. ##
"Memang, apa salahnya dengan dunia ilusi? Kenyataan itu kejam, lubang ini makin lama hanya akan menjadi semakin lebar." ucap Obito. "Ada beberapa hal yang tak berjalan sesuai harapanmu, dan terkadang kau tak cukup cepat untuk mendapatkannya...". "Anggap saja contohnya aku!! Bagaimana, Kakashi!? Bagaimana bisa aku menutup lubang ini jika terus berada di dunia yang kejam ini!!?"
"Aku hanyalah sampah... Tapi, ada hal yang telah kupelajari..." ucap Kakashi. Ia teringat akan sosok gurunya, Hokage ketiga, dan murid-muridnya di tim 7...
"Lubang di hatimu bisa ditutup oleh seseorang. Kalau kau menolak perasaan temanmu di dunia ini hanya karena itu berjalan tak sesuai keinginanmu, tak akan ada yang datang padamu... jadi, lubang itu tak akan pernah terisi. Kalau kau hanya berlari tanpa melakukan sesuatu untuk seseorang, maka seseorang juga tak akan melakukan sesuatu padamu. Selama kau masih belum menyerah, kau masih bisa selamat."
## Scene kembali lagi ke Medan Pertempuran. ##
Duaarrr!!!!! Bijuudama raksasa Juubi menerobos kumpulan dinding yang dibentuk oleh para Shinobi. "Ukhhh, kekuatannya lebih besar dari dugaanku..." pikir Kitsuchi. "Kalau terus begini..."
Grabbb!!! Hachibi menggunakan tubuhnya sendiri untuk menahan serangan itu. Namun tetap saja, Bijuudama Juubi terlalu kuat dan terus melesat.
## Scene berpindah lagi kembali ke Obito yang masih beradu argumen dengan Kakashi. ##
"Itu cuma omong kosongmu." ucap Obito. "Hanya dengan menyingkirkan kenyataan dan perasaan temanmu di dunia inilah kau bisa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya."
"Di dunia ini, Shinobi yang melanggar peraturan adalah sampah..." ucap Kakashi. "Tapi, seseorang yang tak menghargai temannya itu lebih rendah dari sampah... Dan..." kata-kata kakashi masih berlanjut. "Mereka yang tak menghargai perasaan temannya... bahkan lebih buruk lagi dari itu."
## Di Medan Pertempuran... ##
Boofttt!!! Tiba-tiba Bijuudama yang ditahan oleh Hachibi menghilang, lenyap. "!!?" Hachibi dan para Shinobi kaget. "Serangannya... menghilang?"
## Perkataan terakhir Kakashi kepada Obito... ##
"Aku tak akan menyingkirkan perasaanmu yang dulu..." ucap Kakashi lagi. "Meskipun jika kau menolaknya..."
## Akhirnya... ##
Tappp!!! Tiba-tiba sebuah Kunai tertancap di tanah, tepat di hadapan Naruto yang sedang di"pulihkan" Sakura. Ternyata yang menghilangkan serangan tadi adalah Yondaime Hokage, MINATO NAMIKAZE. Yeah, Yondaime Hokage telah sampai di Medan Perang.
"Apa aku terlambat?" "Tidak... kau datang tepat waktu, Ayah..." ucap Naruto.
-------------------------------------------------------------------------
GUBRAAKK!!
JUUBI SEMAKIN MENDEKATI WUJUD SEMPURNANYA, MINATO SUDAH HADIR DI MEDAN PERANG DAN BERSUA DENGAN ANAKNYA, LALU, APA YANG SELANJUTNYA AKAN TERJADI PADA KAKASHI DAN OBITO DI "DIMENSI LAIN"??
(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar